RIDHOS ORCHID STORE
pecinta anggrek & jual beli anggrek
Sabtu, 27 November 2010
SANJAY FRANS DOET: STONE CRUSHER
SANJAY FRANS DOET: STONE CRUSHER: "Plant stone crusher : Primary jaw 600 s/d 900 1 unit. Sekunder jaw 250 s/d 1200 2 unit. konveyor 8 unit. Screen 1,5 s/d 4mt 1 unit. Gen..." http://www.facebook.com/album.php?aid=37022&id=100000706931352&saved#!/
Jumat, 26 November 2010
Warna-Warni Si Anggrek Bulan
Gambar oleh Melvin 07
Gambar oleh Melvin 07
Siapapun pasti terpikat melihat keindahan bunga Phalaenopsis alias si anggrek bulan yang tergantung pada tangkai-tangkai bunga yang keluar dari tanaman2 anggrek yang sehat, yang sedang melayang-layang bagaikan kupu2 mengikuti semilir angin yang kerap menggerakan bunga2 tersebut. Penampilannya memang wah dan phalaenopsis agaknya semakin populer saja di kalangan hobbiis anggrek dewasa ini. Namun ada anggapan bahwa genus anggrek ini cukup sulit dipelihara apalagi untuk membuatnya berbunga, tapi ternyata dengan beberapa tips dan triks yang praktis dan sederhana ternyata phalaenopsis dapat dibuat agar rajin berbunga dengan indahnya dan tentunya akan memuaskan mata-mata yang memandang.
Beberapa tips dan trik yang efektif adalah :
1. Jika ingin memelihara dari kecil/botolan lebih baik membeli species/hibrida yang sudah mempunyai nama ataupun berasal dari silangan nursery yang sudah ahli dibidangnya. Bibit yang baik adalah langkah pertama yang penting sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.
2. Jika membeli ukuran dewasa maka kenalilah dulu sifat Phalaenopsis anda sebelum membeli
3. Banyak membaca artikel2 mengenai pemeliharaan Phalaenopsis dari buku2 anggrek atau media elektronik spt internet agar semakin mengasah kemampuan kita.
4. Akar, yang sehat mutlak dibutuhkan untuk pembungaan, jadi perhatikan media yang digunakan agar akar phalaenopsis dapat tumbuh sempurna, sifat media dipilih yang dapat menyerap air tapi tidak menyimpan air, kombinasi media dapat dilakukan agar didapatkan sifat2 yang pas.
5. Tanpa akar yang sehat, maka daun tidak akan tumbuh dengan baik, ciri2 tanaman yang sehat biasanya daun baru akan tumbuh makin besar/sama besar dengan daun sebelumnya. Jagalah daun agar tetap sehat krn pada organ ini yang berguna untuk memproduksi zat hara yang akan digunakan oleh tanaman.
6. Jaga jangan sampai Phalaenopsis anda terkena hujan, daunnya yang besar dan bergelombang sering menyebabkan air hujan tertinggal dan dapat menyebabkan jamur penyakit untuk berkembang biak dan menyerang anggrek anda.
7. Jaga jangan sampai terjadi dehidrasi pada anggrek anda, lakukan penyiraman secara teratur, namun tidak berlebih.
8. Pemupukan dilakukan pada kedua bagian daun, atas dan bawah, pada waktu pagi hari sebelum cahaya matahari mengenai tanaman anda.
9. Gunakan beberapa macam pupuk, selang-seling antara pupuk kimia dan pupuk organik, jika tanaman sudah dewasa boleh digunakan pupuk booster yang berkadar P tinggi.
10. yang paling penting erhatikan 4 unsur penting dalam pemeliharaan Phalaenopsis yang tidak dapat diabaikan, diantaranya :
a. Cahaya, Phalaenopsis termasuk anggrek yang tergolong tidak tahan oleh sinar matahari langsung, sinar matahari pagi-siang yang terhalang oleh bayangan dedaunan termasuk yang paling baik untuk menunjang pertumbuhan vegetatif dan memicu pembungaan. Umumnya Phalaenopsis dinaungi oleh paranet 65% jika area tanam terbuka dan paranet 55% jika area tanam dikelilingi oleh tembok/pohon2 besar.
b. Kelembaban : Phalaenopsis suka dengan kelembaban, idealnya antara 60%-75%, terlalu lembab akan menyebabkan jamur mudah berkembang biak, terlalu kering akan menyebabkan tanaman dehidrasi. Untuk menjaga kelembaban dapat diletakan tanaman paku2an dan gentong air yg berisi tanaman dibawah pot Phalaenopsis
c. Aerasi : Phalaenopsis termasuk anggrek epifit yang biasanya menempel pada pohon induk yang tinggi, dan menyukai aliran angin yang semilir, aerasi jg menjaga kadar kelembaban agar tidak terlalu jenuh.
d: Temperatur : biasanya kunci pemicu pembungaan phalaenopsis adalah jika terjadi perbedaan suhu tertinggi – terendah sekitar 10 derajat celcius, oleh karena itu temperatur ideal untuk si kupu2 ini adalah 18-28 drjt celcius. Jk diperhatikan maka masa-masa memasuki musim hujan akan menjadi waktu ideal bagi phal anda untuk memunculkan calon spikenya.
Dengan memperhatikan semua hal diatas maka diharapkan semua hobiis dapat membungakan phalaenopsisnya sekaligus menepis anggapan bahwa memelihara phalaenopsis itu sulit, selamat mencoba.
By. Melvin 07
sumber : http://www.anggrek.org/warna-warni-si-anggrek-bulan.html
Letusan Merapi Untungkan Petani Anggrek
Letusan Merapi Untungkan Petani Anggrek
Senin, 1 November 2010 10:29 WIB | Ekonomi & Bisnis | Makro | Dibaca 2164 kali
Yogyakarta (ANTARA News) - Sejumlah petani anggrek di kawasan lereng Gunung Merapi yakini Dusun Gatak, Wukirsari, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta merasa diuntungkan dengan letusan Merapi terutama dari segi kesuburan tanaman dan minat pembeli.
"Material letusan gunung Merapi menguntungkan untuk kesuburan tanaman anggrek karena abu vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung itu merupakan pupuk tambahan untuk menyuburkan tanaman anggrek," kata petani tanaman anggrek Merapi di kawasan Dusun Gatak, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Iwi Juwita, Senin.
Ia mengatakan selain memberi kesuburan terhadap tanaman anggrek ini, juga meningkatkan daya beli para konsumen yang datang ingin melihat fenomena Merapi, yang menyempatkan diri untuk membeli anggrek.
"Sejumlah wisatawan lokal yang ingin melihat fenomena Merapi dari dekat, mereka juga menyempatkan diri mampir membeli angggrek di kebun kami," katanya.
Selain itu, Iwi mengatakan jika minat konsumen terhadap tanaman hias khususnya anggrek sangat tinggi, hal ini terlihat dari banyaknya jumlah anggrek yang terjual pada setiap bulannya.
"Dalam setiap bulannya sebelum Merapi bergejolak, kami mampu menjual sekitar 100 buah tanaman anggrek, namun pasca letusan sebelum akhir Oktober kami sudah mampu menjual sekitar 80 buah tanaman anggrek," katanya.
Ia mengatakan dengan luas lahan yang hanya sekitar 300 meter persegi, dan ditamani sekitar 500 tanaman anggrek dengan satu spesies saja yakni spesies anggrek bulan, dirinya mampu memperoleh pendapatan sekitar Rp500.000 per bulan, kata Iwi.
"Sedangkan harga tanaman anggrek bervariasi antara Rp15.000 hingga Rp50.000/tanaman disesuaikan dengan usia tanaman anggrek, jika semakin dewasa hingga berbunga harganya semakin mahal," katanya.
Sementara itu, ia mengatakan jika dirinya sejauh ini tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pembudidayaan tanaman anggrek, hanya untuk jenis spesies anggrek tertentu sedikit mengalami kesulitan.
"Misalnya, spesies anggrek Vandatrikaller, yakni merupakan anggrek endemik di lereng Merapi, pada saat Merapi bergejolak akan mati dan saat ini untuk membudidayakanya sangat susah karena harus menngunakan metode kultur jaringan yakni pembudidayaan di labolatorium yang tidak semua petani anggrek dapat melakukannya karena kualitas SDM yang berbeda-beda," katanya.
Untuk spesies anggrek yang lainnya misalnya anggrek bulan, untuk membudidayakannya sangat mudah dan hampir semua petani anggrek dapat melakukan pembudidayaan tersebut, kata Iwi.
Menurut dia, sejauh ini potensi anggrek di Yogyakarta sudah sangat baik hanya perlu dikembangkan lagi agar dapat mencapai pangsa pasar yang semakin luas.
"Keadaan geografis Indonesia khususnya di Yogyakarta sendiri, sangat mendukung perkembangan pertumbuhan tanaman anggrek, hanya tinggal bagaimana para petani anggrek dapat mengembangkan dan membudidayakan sejumlah spesies anggrek yang hampir langka agar tidak punah, contohnya spesies anggrek vandatrikaller," katanya.
Ia berharap agar para petani anggrek khususnya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya agar mampu dan mau mengembangakn dan membudidayakan spesies anggrek.
"Jadi tidak hanya dijual saja kepada eksportir atau konsumen tetapi giat dan terus mau dan berupaya mengembangkan dan membudidayakan tanaman anggrek agar tidak punah," katanya.
(ANT/A024)
"Material letusan gunung Merapi menguntungkan untuk kesuburan tanaman anggrek karena abu vulkanik yang dikeluarkan oleh gunung itu merupakan pupuk tambahan untuk menyuburkan tanaman anggrek," kata petani tanaman anggrek Merapi di kawasan Dusun Gatak, Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Iwi Juwita, Senin.
Ia mengatakan selain memberi kesuburan terhadap tanaman anggrek ini, juga meningkatkan daya beli para konsumen yang datang ingin melihat fenomena Merapi, yang menyempatkan diri untuk membeli anggrek.
"Sejumlah wisatawan lokal yang ingin melihat fenomena Merapi dari dekat, mereka juga menyempatkan diri mampir membeli angggrek di kebun kami," katanya.
Selain itu, Iwi mengatakan jika minat konsumen terhadap tanaman hias khususnya anggrek sangat tinggi, hal ini terlihat dari banyaknya jumlah anggrek yang terjual pada setiap bulannya.
"Dalam setiap bulannya sebelum Merapi bergejolak, kami mampu menjual sekitar 100 buah tanaman anggrek, namun pasca letusan sebelum akhir Oktober kami sudah mampu menjual sekitar 80 buah tanaman anggrek," katanya.
Ia mengatakan dengan luas lahan yang hanya sekitar 300 meter persegi, dan ditamani sekitar 500 tanaman anggrek dengan satu spesies saja yakni spesies anggrek bulan, dirinya mampu memperoleh pendapatan sekitar Rp500.000 per bulan, kata Iwi.
"Sedangkan harga tanaman anggrek bervariasi antara Rp15.000 hingga Rp50.000/tanaman disesuaikan dengan usia tanaman anggrek, jika semakin dewasa hingga berbunga harganya semakin mahal," katanya.
Sementara itu, ia mengatakan jika dirinya sejauh ini tidak mengalami kesulitan dalam melakukan pembudidayaan tanaman anggrek, hanya untuk jenis spesies anggrek tertentu sedikit mengalami kesulitan.
"Misalnya, spesies anggrek Vandatrikaller, yakni merupakan anggrek endemik di lereng Merapi, pada saat Merapi bergejolak akan mati dan saat ini untuk membudidayakanya sangat susah karena harus menngunakan metode kultur jaringan yakni pembudidayaan di labolatorium yang tidak semua petani anggrek dapat melakukannya karena kualitas SDM yang berbeda-beda," katanya.
Untuk spesies anggrek yang lainnya misalnya anggrek bulan, untuk membudidayakannya sangat mudah dan hampir semua petani anggrek dapat melakukan pembudidayaan tersebut, kata Iwi.
Menurut dia, sejauh ini potensi anggrek di Yogyakarta sudah sangat baik hanya perlu dikembangkan lagi agar dapat mencapai pangsa pasar yang semakin luas.
"Keadaan geografis Indonesia khususnya di Yogyakarta sendiri, sangat mendukung perkembangan pertumbuhan tanaman anggrek, hanya tinggal bagaimana para petani anggrek dapat mengembangkan dan membudidayakan sejumlah spesies anggrek yang hampir langka agar tidak punah, contohnya spesies anggrek vandatrikaller," katanya.
Ia berharap agar para petani anggrek khususnya di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya agar mampu dan mau mengembangakn dan membudidayakan spesies anggrek.
"Jadi tidak hanya dijual saja kepada eksportir atau konsumen tetapi giat dan terus mau dan berupaya mengembangkan dan membudidayakan tanaman anggrek agar tidak punah," katanya.
(ANT/A024)
Kamis, 25 November 2010
Anggrek Bulan Merapi Diminati Penggemar Luar Yogyakarta
Selasa, 2 November 2010 11:04 WIB | Warta Bumi | Konservasi/Pelestarian | Dibaca 1418 kali
Yogyakarta (ANTARA News) - Anggrek bulan merapi yang dibudidayakan petani Dusun Gatak, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, juga digemari penggemar dari luar daerah.
"Penggemar anggrek bulan merapi juga datang dari Jakarta dan Surabaya, bahkan kami sering mengirim ke Kalimantan dan Sumatera," kata salah seorang petani anggrek khusus jenis merapi di Dusun Gatak, Kabupaten Sleman, Iwi Juwita, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, varietas anggrek merapi memiliki keindahan warna yang lebih cerah dan unik dibandingkan dengan varietas anggrek bulan dari daerah lain. "Sama-sama anggrek bulan, tetapi varietas merapi lebih cerah warnanya dan lebih unik," katanya.
Ia menyebutkan keunggulan lain dari anggrek bulan merapi adalah warnanya lebih beragam, apalagi jika merupakan hasil persilangan, warnanya sangat menarik.
Iwi mengatakan pengakuan para penggemar dari luar daerah umumnya menyebutkan aggrek bulan merapi memiliki warna khas tetapi beragam, sehingga banyak pilihan, dan ketertarikan mereka terhadap varietas ini karena pembudidayaannya tidak terlalu sulit.
"Perawatannya hampir sama dengan tanaman anggrek pada umumnya, yakni memerlukan air, cahaya serta nutrisi yang mencukupi untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik," katanya.
Ia menyebutkan harga anggrek bulan merapi antara Rp15.000 hingga Rp50.000 sesuai usia tanaman. Sedangkan bibitnya yang sudah dikemas dalam botol, harganya Rp5.000 per botol. "Saya dalam satu bulan bisa menjual antara 100 sampai 200 batang tanaman anggrek," katanya.
Menurut dia, pembeli tanaman anggrek bulan merapi biasanya melonjak saat masa libur sekolah atau pada libur akhir pekan. "Banyak wisatawan domestik yang sedang mengunjungi Yogyakarta membeli tanaman anggrek ini," katanya.
Ia mengatakan pasar anggrek bulan merapi di luar Pulau Jawa seperti Kalimantan dan Sumatera sangat bagus. "Kami Setiap dua bulan sekali mengirim rata-rata 200 batang tanaman anggrek bulan merapi ke Kalimantan," katanya.
Sementara itu, menurut penggemar anggrek asal Surabaya, Indria, dirinya menyukai anggrek bulan jenis ini karena sangat berbeda dengan varietas anggrek bulan di daerah lain.
"Dari warna bunganya, dan cara perawatannya, anggrek bulan merapi tidak terlalu sulit, sehingga banyak yang menyukai anggrek bulan jenis ini," katanya.
Indria menyebutkan warnanya lebih cerah, dan jika anggrek bulan merapi disilangkan dengan varietas lain, maka warna yang dihasilkan juga tidak kalah bagusnya, bahkan lebih unik dan menarik.
Ia berharap para petani anggrek di Indonesia dapat membudidayakan serta mengembangkan berbagai varietas anggrek yang ada di Indonesia, agar keberadaannya tidak punah.
(ANT/P003)
"Penggemar anggrek bulan merapi juga datang dari Jakarta dan Surabaya, bahkan kami sering mengirim ke Kalimantan dan Sumatera," kata salah seorang petani anggrek khusus jenis merapi di Dusun Gatak, Kabupaten Sleman, Iwi Juwita, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, varietas anggrek merapi memiliki keindahan warna yang lebih cerah dan unik dibandingkan dengan varietas anggrek bulan dari daerah lain. "Sama-sama anggrek bulan, tetapi varietas merapi lebih cerah warnanya dan lebih unik," katanya.
Ia menyebutkan keunggulan lain dari anggrek bulan merapi adalah warnanya lebih beragam, apalagi jika merupakan hasil persilangan, warnanya sangat menarik.
Iwi mengatakan pengakuan para penggemar dari luar daerah umumnya menyebutkan aggrek bulan merapi memiliki warna khas tetapi beragam, sehingga banyak pilihan, dan ketertarikan mereka terhadap varietas ini karena pembudidayaannya tidak terlalu sulit.
"Perawatannya hampir sama dengan tanaman anggrek pada umumnya, yakni memerlukan air, cahaya serta nutrisi yang mencukupi untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan baik," katanya.
Ia menyebutkan harga anggrek bulan merapi antara Rp15.000 hingga Rp50.000 sesuai usia tanaman. Sedangkan bibitnya yang sudah dikemas dalam botol, harganya Rp5.000 per botol. "Saya dalam satu bulan bisa menjual antara 100 sampai 200 batang tanaman anggrek," katanya.
Menurut dia, pembeli tanaman anggrek bulan merapi biasanya melonjak saat masa libur sekolah atau pada libur akhir pekan. "Banyak wisatawan domestik yang sedang mengunjungi Yogyakarta membeli tanaman anggrek ini," katanya.
Ia mengatakan pasar anggrek bulan merapi di luar Pulau Jawa seperti Kalimantan dan Sumatera sangat bagus. "Kami Setiap dua bulan sekali mengirim rata-rata 200 batang tanaman anggrek bulan merapi ke Kalimantan," katanya.
Sementara itu, menurut penggemar anggrek asal Surabaya, Indria, dirinya menyukai anggrek bulan jenis ini karena sangat berbeda dengan varietas anggrek bulan di daerah lain.
"Dari warna bunganya, dan cara perawatannya, anggrek bulan merapi tidak terlalu sulit, sehingga banyak yang menyukai anggrek bulan jenis ini," katanya.
Indria menyebutkan warnanya lebih cerah, dan jika anggrek bulan merapi disilangkan dengan varietas lain, maka warna yang dihasilkan juga tidak kalah bagusnya, bahkan lebih unik dan menarik.
Ia berharap para petani anggrek di Indonesia dapat membudidayakan serta mengembangkan berbagai varietas anggrek yang ada di Indonesia, agar keberadaannya tidak punah.
(ANT/P003)
Anggrek Asli Jawa Barat Hilang dari Pasar
Minggu, 28 Maret 2010 19:45 WIB | Warta Bumi | Konservasi/Pelestarian | Dibaca 1873 kali
Bandung (ANTARA News) - Anggrek spesies asli Jawa Barat "Phalaenopsis Javanicus" hilang dari pasar dan tidak ditemukan pada Pekan Anggrek dan Tanaman Hias di Bandung, kata Ketua Asosiasi Petani Anggrek Indonesia (APAI) Cabang Bandung Arif Joko di Bandung, Minggu.
"Tidak ada satu pun petani yang memamerkan dan menjual spesies itu," kata Arif Joko kepada ANTARA.
Dia mengungkapkan, di habitat aslinya di kawasan hutan yang ada di Garut, Cianjur selatan, dan Sukabumi selatan, Phalaenopsis javanica sudah sulit ditemukan karena sebagian besar hutan Jawa Barat rusak.
Pada 1970-an spesies anggrek ini masih dikenal luas dan mudah ditemui kalangan penggemar anggrek
Indonesia.
"Terakhir saya melihat Phalaenopsis javanica tahun 2005 di kebun salah seorang kolektor anggrek di Lembang," kata Arif.
Dia menyebut kolektor anggrek menjadi salah satu penghambat lestarinya Phalaenopsis javanica.
"Sebenarnya beberapa kolektor punya anggrek spesies itu. Tapi mereka berpikiran kalau punya spesies langka itu prestise. Makanya tidak ada yang mau menjual dan memperbanyaknya," lanjut Arif.
Ia mengatakan, Phalaenopsis javanica justru banyak ditemui di Malaysia dan Taiwan dan mereka tidak menganggap anggrek ini spesies langka.
"Di sana satu pohon dijual seharga Rp150 ribu. Di Indonesia saya ditawari bibitnya saja oleh seorang kolektor seharga Rp600 ribu," kata Arif.
Menurutnya, kalangan penggemar anggrek spesies Indonesia menganggap anggrek hutan lebih bagus daripada anggrek spesies yang dikembangbiakkan melalui proses pembotolan.
Padahal, kata Arif, proses pembotolan bisa mempermudah dan mempercepat pengembangbiakkan anggrek spesies ketimbang harus mencarinya di hutan.
Sayang, teknologi pembotolan di Indonesia tertinggal dari negara lain di Asia karena Indonesia masih menggunakan teknik selfing (perkawinan sendiri), sedangkan di negara lain seperti Malaysia dan Taiwan sudah menggunakan teknik kloning.
Arif menyebut teknik kloning justru membuat kualitas bibit anggrek yang dihasilkan menjadi lebih bagus.
"Pemerintah harus membantu agar anggrek hutan tidak punah. Sekarang kan banyak terjadi pembalakan hutan, habitat asli anggrek," demikian Arif. (*)
sumber : http://www.antaranews.com/berita/1269780337/anggrek-asli-jawa-barat-hilang-dari-pasar
Langganan:
Postingan (Atom)