Rumah Anggrek Terbesar di Indonesia
Kamis, 19 Agustus 2010 , 11:04:00
Menengok Rumah Anggrek Terbesar di Indonesia (2)Bantu Petani Anggrek, Bibit dari Taiwan
PERAWATAN: Petugas kebun sedang menyiram bibit anggrek di Kebun Anggrek Gunung Geulis, kemarin.
Kaum ibu umumnya menyukai tanaman. Seperti halnya Mufidah Kalla yang begitu serius dengan hobinya menanam anggrek. Sampai-sampai, ia mendirikan rumah pembibitan anggrek beserta tempat pembuahannya. Tak tanggung-tangggung, kebun anggreknya itu terbesar di Indonesia. Laporan: Rico Afrido Simanjuntak
KETIKA ditanya alasannya memilih anggrek dan mendirikan kebunnya di Bogor? Mufidah mengaku sudah menyukai anggrek sejak lama. “Melihat anggrek segar sekali. Sejak dulu saya suka sekali. Jenis anggrek yang saya sukai itu anggrek bulan, karena paling bagus. Untuk tempat, karena kebetulan punya tanah di sini (Bogor, red),” katanya.
Menurut dia, pembangunan kebun bibit dan kebun bunga tersebut untuk membantu petani anggrek yang saat ini belum mendapat perhatian penuh dari pemerintah.
Ia menyebutkan, perkebunan tersebut sementara ini masih merupakan kebun terbesar di Indonesia. Secara keseluruhan total luas lahan kebun bibit anggrek miliknya di kawasan Gunung Geulis itu, mencapai 12 hektare. Sementara untuk luas kebun bunga anggrek mencapai 16 hektare. “Saat ini masing-masing baru 3.000 meter persegi yang terpakai. Tadinya tidak berfungsi, cuma ditanam ubi oleh masyarakat di sini (Gunung Geulis, red),” ucapnya.
Selama ini, menurutnya, bibit yang dikembangkan di masyarakat kebanyakan masih impor. Dan pernah terjadi kerisauan ketika pemerintah menetapkan larangan impor bibit tanaman bubidaya, termasuk anggrek. Sementara, Indonesia belum mampu menghasilkan bibit sendiri. “Bibit impor memang memudahkan pembudidayaan anggrek. Namun, hal itu akan menimbulkan ketergantungan,” tambahnya.
Padahal, lanjut dia, Indonesia punya potensi ragam anggrek yang bisa disilangkan, sekaligus penyilang andal yang bisa menghasilkan silangan anggrek berkualitas tinggi.
Berawal dari kenyataan tersebut kebun anggrek tersebut dibangun. “Impiannya adalah bisa menyediakan bibit unggul untuk petani anggrek di Indonesia, sehingga tak perlu mendatangkan dari luar negeri,” tutur Mufidah.
Dirinya menyadari, langkah tertsebut bukanlah hal yang mudah. Karena ada beberapa kendala yang membutuhkan solusi dan dukungan dari berbagai pihak. Ia mengatakan, kendala teknisnya yakni ketersediaan bibit awal memang masih didatangkan dari luar negeri yakni Taiwan.
Dia menyebutkan, banyak petani yang mengeluh harus mendapatkan bibit dari Taiwan. “Mereka merasa rugi, karena mereka akan jual juga. Untung yang didapat hanya sedikit. Jadi saya usahakan bibit buat petani, saya usahakan lebih murah sekitar 30 persen di bawah harga sebenarnya. Mereka bisa jual lebih mahal dan untung dari situ,” katanya.
Namun, ke depannya ia berharap kebun bibit tersebut mampu menghasilkan silangan sendiri dan diperbanyak untuk memenuhi kebutuhan petani.
Saat ini, total varietas bunga anggrek di kebun anggrek Gunung Geulis mencapai 60 jenis. Sementara, jumlah bibit dalam pot 1,7 inci mencapai sekitar 72.000 dengan berbagai macam varietas atau bunga. Sementara, bibit dalam pot 2,5 inci ada sekitar 8.000. “Mudah-mudahan dalam tiga tahun bisa tercapai. Itu target maksimal kita produksi,” kata Mufidah. (*)
kami dari komunitassabutkelapa ingin menawarkan cocopeat dan serat pendek sabut kelapa sebagai media tanam tanaman anggrek, jika berminat hubungi kami
BalasHapuswww.sabutkelapa.net
www.facebook.com/komunitassabutkelapa
Kepada Yth.
BalasHapusBapak / Ibu Pimpinan Ridhos Orchid
Kami sebagai produsen karbon arang tempurung kelapa ingin menawarkan abu arang yang mungkin bisa digunakan pada tanaman anggrek.
Silahkan menghubungi kami di 0812 1919 1590 marlon Tirtawijaya.
Terima kasih
Saya minat jadi seller anggrek mencari petani anggrek utk bisa saya pasarkan (bisnis ) kebetulan juga hoby tanaman hias....ada yg bisa bantu saya ...
BalasHapus