Salah Penyiraman Bisa Berakibat Busuk Tunas Anakan
Tak ada salahnya berhati-hati saat anda melakukan penyiraman di rumpun anggrek anda. Penyiraman yang kurang hati-hati dapat menyebabkan pembusukan pada tunas anakan. Tunas anakan anggrek, khususnya pada golongan dendrobium saat tumbuh akan membentuk kuncup daun yang menyerupai mahkota pada bagian atasnya. Kuncup yang menyerupai mahkota ini tak lain adalah ujung-ujung daun muda yang belum membuka sempurna dan posisi ujung daun tegak keatas dengan membentuk suatu cekungan/rongga sempit di bagian tengahnya, persis menyerupai mahkota.
Tunas anakan yang membentuk kuncup mahkota ini sangat perlu diperhatikan secara ekstra saat penyiraman. Air siraman dapat jatuh di tengah kuncup mahkota dan tertampung sehingga membentuk genangan di ujung tunas. Apabila didalam genangan ini terdapat spora jamur, maka sel-sel ujung tunas dan pangkal kuncup daun akan sangat mudah terinfeksi. Adanya air/kelembaban tinggi akan membantu berkecambahnya spora jamur. Tak lama kemudian spora jamur akan melakukan penetrasi dengan menembus dinding sel jaringan meristem dari ujung tunas. Ujung tunas dan kuncup daun merupakan jaringan meristem yang masih muda dan aktif membelah. Ciri dari sel meristem adalah dinding selnya yang belum mengalami penebalan sempurna. Keadaan ini menjadi sangat rentan apabila terinfeksi oleh benih jamur atau bakteri. Didalam sel tanaman, sel jamur atau bakteri akan merombak materi sel dan dinding sel menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana untuk memperoleh energi sekaligus sebagai materi perkembangbiakan.
Saat ujung tunas mengalami pembusukan, maka daerah infeksi menjalar menuju ke pangkal kuncup daun yang berhubungan langsung dengan ujung tunas. Pada tahap ini akan tampak, ujung daun muda menjadi kekuningan pucat, dan saat ditarik perlahan akan dengan mudah terlepas. Pada bagian pangkal tampak coklat lunak dan sedikit berlendir. Untuk mencegah penyebaran penyakit ke bagian tanaman yang lain, umumnya tanaman memiliki mekanisme tersendiri untuk menghambat jaringan pengangkut dengan semacam metabolit sekunder. Hal ini supaya saluran dari tunas anakan menuju bulb dewasa terhenti. Setelah pembuluh tersumbat oleh metabolit sekunder, maka aliran makanan untuk tunas anakan yang sekaratpun terhambat, sehingga dengan segera akan mati dan mengering. Saat tunas anakan mengering, diharapkan sumber infeksi turut terisolasi pada jaringan mati tersebut. Ujung tunas yang telah rusak tidak dapat tumbuh lagi, sehingga tanaman dewasa akan menumbuhkan tunas anakan dari mata tunas lainnya. Akan tetapi untuk lebih amannya, segeralah potong tunas anakan yang terinfeksi pada pangkal bulb yang bersambungan langsung dengan bulb dewasa dengan alat potong yang sudah diolesi spritus/alcohol 70-90%/fungisida/dibakar pada bagian tajamnya. Setelah dipotong, bagian potongan diolesi dengan spritus/alcohol/fungisida kemudian dibiarkan di tempat yang kering berangin.
sumber : http://www.anggrek.org/salah-penyiraman-bisa-berakibat-busuk-tunas-anakan.html#more-72
Tunas anakan yang membentuk kuncup mahkota ini sangat perlu diperhatikan secara ekstra saat penyiraman. Air siraman dapat jatuh di tengah kuncup mahkota dan tertampung sehingga membentuk genangan di ujung tunas. Apabila didalam genangan ini terdapat spora jamur, maka sel-sel ujung tunas dan pangkal kuncup daun akan sangat mudah terinfeksi. Adanya air/kelembaban tinggi akan membantu berkecambahnya spora jamur. Tak lama kemudian spora jamur akan melakukan penetrasi dengan menembus dinding sel jaringan meristem dari ujung tunas. Ujung tunas dan kuncup daun merupakan jaringan meristem yang masih muda dan aktif membelah. Ciri dari sel meristem adalah dinding selnya yang belum mengalami penebalan sempurna. Keadaan ini menjadi sangat rentan apabila terinfeksi oleh benih jamur atau bakteri. Didalam sel tanaman, sel jamur atau bakteri akan merombak materi sel dan dinding sel menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana untuk memperoleh energi sekaligus sebagai materi perkembangbiakan.
Saat ujung tunas mengalami pembusukan, maka daerah infeksi menjalar menuju ke pangkal kuncup daun yang berhubungan langsung dengan ujung tunas. Pada tahap ini akan tampak, ujung daun muda menjadi kekuningan pucat, dan saat ditarik perlahan akan dengan mudah terlepas. Pada bagian pangkal tampak coklat lunak dan sedikit berlendir. Untuk mencegah penyebaran penyakit ke bagian tanaman yang lain, umumnya tanaman memiliki mekanisme tersendiri untuk menghambat jaringan pengangkut dengan semacam metabolit sekunder. Hal ini supaya saluran dari tunas anakan menuju bulb dewasa terhenti. Setelah pembuluh tersumbat oleh metabolit sekunder, maka aliran makanan untuk tunas anakan yang sekaratpun terhambat, sehingga dengan segera akan mati dan mengering. Saat tunas anakan mengering, diharapkan sumber infeksi turut terisolasi pada jaringan mati tersebut. Ujung tunas yang telah rusak tidak dapat tumbuh lagi, sehingga tanaman dewasa akan menumbuhkan tunas anakan dari mata tunas lainnya. Akan tetapi untuk lebih amannya, segeralah potong tunas anakan yang terinfeksi pada pangkal bulb yang bersambungan langsung dengan bulb dewasa dengan alat potong yang sudah diolesi spritus/alcohol 70-90%/fungisida/dibakar pada bagian tajamnya. Setelah dipotong, bagian potongan diolesi dengan spritus/alcohol/fungisida kemudian dibiarkan di tempat yang kering berangin.
sumber : http://www.anggrek.org/salah-penyiraman-bisa-berakibat-busuk-tunas-anakan.html#more-72
Tidak ada komentar:
Posting Komentar